Rabu, 23 November 2011

Pojok Opini

Tagana harus turun sesuai tugas yang ditentukan saja ????

Sesuai Tupoksi Tagana yang diatur oleh Kementrian Sosial , bahwa tugas Tagana adalah di bidang Shelter, Dapur Umum dan Logistik. Namun ketentuan itu hanya ( biasanya ) berlaku dalam kondisi darurat atau situasi bencana yang sifatnya dalam skala besar.dan dalm hari - hari biasa Tagana hanya menunggu Posko saja.

Karena itulah, jika ada Bencana Sosial seperti kebakaran, orang tenggelam atau hanyut, Relawan Tagana tidak bisa berdiam diri saja. Karena panggilan kemanusiaan dan mengasah insting sebagai Relawan, maka dalam kondisi seperti itu Tagana juga kerap turun bersama elemen lainnya. Ikut membantu pemadaman kebakaran, pencarian orang hilang, antisipasi pohon tumbang. Walaupun memang secara petunjuk teknis, tugas Tagana sebagaimana disampaikan diatas adalah penopang tugas Pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial.

Namun setiap orang tentu tidak pernah menginginkan bencana , apalagi yang berdampak besar terjadi di lingkunganya, termasuk relawan Tagana pun juga tidak pernah mengharapkan hal demikian. Oleh karena itulah, karna panggilan jiwa, setiap relawan Tagana selalu berusaha untuk ambil bagian dalam setiap kejadian bencana walaupun tidak diatur dalam Tupoksinya.

Tapi yang sangat disayangkan, hal tersebut tidak mendapat respon yang baik dari Pejabat Dinas Sosial Kota Padang yang mengayomi Tagana.Hal itu terjadi karena seringnya terjadi Mutasi pejabat lama ke pejabat baru, sehingga mereka harus belajar lagi tentang Tagana dan Kemanusiaan. Padahal apapun yang dilakukan Tagana juga menyangkut nama Dinas Sosial. Apa yang dilakukan Tagana juga akan meningkatkan kinerja Dinas Sosial. Seharusnya apa yang dilakukan Tagana , mendapat dukungan dan support yang baik dari Pemerintahan, karena para Relawan Tagana tidak pernah mengharapkan balasan ataupun pamrih dari apa yang mereka lakukan.Namun ketika apa yang dilakukan malah disalahkan, tentu ini akan membuat mereka patah arang . Dan yang ironis, Pimpinan Tagana tingkat Propinsi juga tidak mencoba untuk meluruskan.

Kemudian juga ada persoalan internal Tagana , yang mempersoalkan tentang Seragam dan nomor Anggota ( NIAT ) antara anggota lama dengan anggota baru. Padahal yang terpenting itu adalah bentuk tanggung jawab dan pengabdian . Untuk apa punya seragam dan nomor NIAT serta dapat insentif tiap bulan, kalau tidak dibarengi dengan tindakan yang nyata dilapangan. Namun itulah persoalan yang sering muncul sehinga timbul Dikotomi antar sesama relawan Tagana, antara yang di bentuk APBN dan APBD, yang punya seragam dengan yang belum punya seragam.,antara yang punya N.I.A.T dengan yang hanya punya NIAT tulus dan ikhlas. padahal tidak bisa dipungkiri toh semua itu juga dibentuk dari uang Negara alias uang Rakyat.

Semoga kedepan peranan Tagana dapat dihargai oleh mereka yang merasa memiliki Tagana. Karena semua fasilitas yang mereka gunakan juga ada karena Tagana . Dan bagi para Tagana yang merasa Senior, mari tunjukkan Bakti mu !. ( Suara hati )



Tidak ada komentar: