Sabtu, 26 November 2011

Jalur Sitinjau laut ditutup, jalan Padang Solok dialihkan

Harga Premium Tembus Rp 8.000 Seliter
  Sabtu, 26/11/2011
(*)
Padang, -Penutupan jalan Sitinjaulaut untuk kendaraan truk mulai berdampak pada distribusi barang dan jasa. Ujung-ujungnya, masyarakat yang selalu dirugikan. Tambahan biaya angkutan barang dan jasa, lagi-lagi dibebankan pada konsumen.

Setelah sepekan jalur Sitinjau ditutup, dampaknya mulai dirasakan dunia usaha dan masyarakat. Terutama pasokan bahan bakar minyak (BBM), rentan terjadi guncangan.      

Bertambahnya jarak tempuh angkutan BBM dari Bungus Teluk Kabung, Padang menuju Solok dan sekitarnya, telah menyebabkan suplai BBM terganggu.

Dari pantauan Padang Ekspres, antrean panjang kendaraan menghiasi SPBU di Kotobaru, Kabupaten Solok hingga tadi malam. Tak ayal, harga premium melambung hingga Rp 8.000 seliter. Pengendara terpaksa begadang hingga subuh menunggui mobil tangki datang di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar Umum (SPBU).

Di SPBU Kotobaru, ratusan kendaraan mengular sepanjang 3 km. Selain mobil pribadi dan angkutan umum, puluhan truk juga berjejer menunggu giliran untuk pengisian bahan bakar.

Sepeda motor saling berdesakan memadati areal SPBU.
“Minyak langka, rakyat sengsara dibuatnya. Hingga jam tujuh malam (tadi malam, red), sebenarnya kami sudah beristirahat di rumah. Tapi kali ini, tidak. Kami harus begadang entah sampai jam berapa. Jika tidak antre, kami khawatir tidak dapat BBM, sebab sepanjang siang hari stok di SPBU kosong,” ujar sopir angkot, Doni, 34, warga Kotobaru.

Seperti biasa, kelangkaan BBM di SPBU selalu dimanfaatkan pedagang minyak ketengan di pinggir jalan mencari untung besar. Menangguk untung di air keruh.

Tak tanggung-tanggung, mereka menjual hingga Rp 8.000 seliter. Karena tak ada pilihan lain, warga terpaksa membeli.
 “Susah dapat bensin. Kami juga harus antre,” ungkap Jasri, pedagang minyak ketengan, balik mengeluh.

Sebelumnya, Ketua Hiswana Migas, Rinto Wijaya berharap ada perlakuan khusus untuk truk pembawa BBM melewati jalur Sitinjau.
Seperti diketahui, jumlah armada untuk  Sumbar 129 unit. Dalam sehari, jumlah truk BBM yang lewat Sitinjau sekitar 200 truk. Untuk Solok Selatan misalnya, karena putusnya jalur di Pessel, truk harus melalui jalur Sitinjau.

Pengelola armada truk BBM dari PT Elnusa, Edi Holungo menjelaskan, saat ini jumlah BBM yang dipasok ke Solok sekitarnya sebanyak 1,4 juta liter. Namun sejak Sitinjau ditutup, suplai BBM hanya separuhnya. Akibatnya, 25 SPBU di Solok, Sijunjung, Sawahlunto, Dharmasraya, dan Muarolabuah, mengalami keterlambatan suplai. Daerah lain juga terimbas, karena harus menunggu masuknya mobil suplai BBM dari daerah yang jauh.

Salah seorang pemilik SPBU di Kota Solok, Eki Anas mengakui pasokan BBM sering terlambat sejak penutupan jalur Sitinjau, 9 hari lalu. Dia berharap ada solusi dari pihak terkait mengatasi hal ini.

Di pihak lain, Sales Ritail BBM Pertamina Sumbar, Yudha Tri S mengatakan, solar dan premium disuplai sesuai permintaan pengusaha SPBU, dan tidak pernah dikurangi.

Hanya saja, kelangkaan BBM dan lamanya pengendara antre mendapatkan BBM di SPBU, tidak sebanding dengan tambahan waktu dan jarak tempuh tangki BBM via Singkarak.

Para pengendara curiga tambahan jarak tempuh itu, dijadikan pembenaran oleh orang-orang tertentu membuat BBM langka. Apalagi, Pertamina menegaskan tidak ada pengurangan kuota BBM untuk Sumbar.

“Kita berharap, janganlah ada yang mengail di air keruh. Jangan sedikit-sedikit, rakyat dibebani akibat tambahan biaya produksi,” kata Joni, warga Solok. (Copas)

Rabu, 23 November 2011

Pojok Opini

Tagana harus turun sesuai tugas yang ditentukan saja ????

Sesuai Tupoksi Tagana yang diatur oleh Kementrian Sosial , bahwa tugas Tagana adalah di bidang Shelter, Dapur Umum dan Logistik. Namun ketentuan itu hanya ( biasanya ) berlaku dalam kondisi darurat atau situasi bencana yang sifatnya dalam skala besar.dan dalm hari - hari biasa Tagana hanya menunggu Posko saja.

Karena itulah, jika ada Bencana Sosial seperti kebakaran, orang tenggelam atau hanyut, Relawan Tagana tidak bisa berdiam diri saja. Karena panggilan kemanusiaan dan mengasah insting sebagai Relawan, maka dalam kondisi seperti itu Tagana juga kerap turun bersama elemen lainnya. Ikut membantu pemadaman kebakaran, pencarian orang hilang, antisipasi pohon tumbang. Walaupun memang secara petunjuk teknis, tugas Tagana sebagaimana disampaikan diatas adalah penopang tugas Pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial.

Namun setiap orang tentu tidak pernah menginginkan bencana , apalagi yang berdampak besar terjadi di lingkunganya, termasuk relawan Tagana pun juga tidak pernah mengharapkan hal demikian. Oleh karena itulah, karna panggilan jiwa, setiap relawan Tagana selalu berusaha untuk ambil bagian dalam setiap kejadian bencana walaupun tidak diatur dalam Tupoksinya.

Tapi yang sangat disayangkan, hal tersebut tidak mendapat respon yang baik dari Pejabat Dinas Sosial Kota Padang yang mengayomi Tagana.Hal itu terjadi karena seringnya terjadi Mutasi pejabat lama ke pejabat baru, sehingga mereka harus belajar lagi tentang Tagana dan Kemanusiaan. Padahal apapun yang dilakukan Tagana juga menyangkut nama Dinas Sosial. Apa yang dilakukan Tagana juga akan meningkatkan kinerja Dinas Sosial. Seharusnya apa yang dilakukan Tagana , mendapat dukungan dan support yang baik dari Pemerintahan, karena para Relawan Tagana tidak pernah mengharapkan balasan ataupun pamrih dari apa yang mereka lakukan.Namun ketika apa yang dilakukan malah disalahkan, tentu ini akan membuat mereka patah arang . Dan yang ironis, Pimpinan Tagana tingkat Propinsi juga tidak mencoba untuk meluruskan.

Kemudian juga ada persoalan internal Tagana , yang mempersoalkan tentang Seragam dan nomor Anggota ( NIAT ) antara anggota lama dengan anggota baru. Padahal yang terpenting itu adalah bentuk tanggung jawab dan pengabdian . Untuk apa punya seragam dan nomor NIAT serta dapat insentif tiap bulan, kalau tidak dibarengi dengan tindakan yang nyata dilapangan. Namun itulah persoalan yang sering muncul sehinga timbul Dikotomi antar sesama relawan Tagana, antara yang di bentuk APBN dan APBD, yang punya seragam dengan yang belum punya seragam.,antara yang punya N.I.A.T dengan yang hanya punya NIAT tulus dan ikhlas. padahal tidak bisa dipungkiri toh semua itu juga dibentuk dari uang Negara alias uang Rakyat.

Semoga kedepan peranan Tagana dapat dihargai oleh mereka yang merasa memiliki Tagana. Karena semua fasilitas yang mereka gunakan juga ada karena Tagana . Dan bagi para Tagana yang merasa Senior, mari tunjukkan Bakti mu !. ( Suara hati )



PROFIL RELAWAN MINGGU INI


Nama : DEVI YANTI
Panggilan : Devi ( Delta Yangki )
TTL : Pdg/ 04 Oktober 1978
Alamat : Jl. Kismangunsarkoro Kota Padang
Hobby : Olah Raga
Pekerjaan : Instrukstur Senam
Status : Single
Motto : Tetap berjuang walau apapun yg menghadang & Hidup jgn dianggap susah..
Jabatan Tagana : Data & Informasi
Angkatan : 2010
Organisasi : Tagana , Karang Taruna Kota Padang,